Berdasarkan kejadian beberapa waktu lalu inisial NN yang merupakan gadis 22 tahun yang memotong kelamin Abdul Muhyi (22) mengaku tindakannya itu sebagai pelajaran karena si pria minta berhubungan intim. Wanita sebenarnya bisa mengelak dari desakan pria yang 'gila seks' dengan memiliki konsep diri yang kuat tapi jangan ekstrem dan kriminal. Pada waktu itu NN tega memotong penis Muhyi dengan cutter karena dendam dipaksa melakukan hubungan intim.
Kata psikolog Emmaretha Maria W,M.Psi:
"Konsep diri itu adalah diri yang berharga. Wanita harus merasa dirinya berharga. Dia bukan sebagai objek, yang menerima kasih sayangnya dengan seks. Karena bukan hanya pria itu yang sayang kita. Ada teman, keluarga, dan pencipta kita"
Ia mengatakan, konsep diri yang bagus biasanya dibentuk dari keluarga dan lingkungan sehingga tidak mudah terpengaruh dengan pergaulan. Jika wanita memiliki konsep diri yang kuat maka tak akan diperlakukan dengan tidak senonoh. Maria mengatakan ada beberapa cara yang bisa dilakukan wanita untuk mengelak pria yang bernafsu. Meski yang utama adalah konsep diri wanita itu haruslah kuat.
- Yang pertama wanita harus tegas.
Wanita harus mampu menolak dengan tegas sehingga tidak mudah diperlakukan yang tidak diinginkan.
- Wanita harus menjauh.
Menjauh dalam artian menjauhkan diri dari pelaku dan situasi yang memungkinkan pasangan terlibat hubungan seks. Seperti yang dikatakan Maria "Kalau berduaan dan terlanjur terbuai dalam rayuan dan cumbuan pria, wanita sudah jatuh dalam pelukan pria"
Ia menjelaskan jika wanita baru pertama bertemu pria yang baru dikenal tapi sudah dipaksa melakukan hubungan badan, sebaiknya tak menemuinya lagi atau segera menghindarinya. Karena, pemaksaan itu akan terjadi lagi dipertemuan selanjutnya.
"Kalau berhubungan dengan seks itu cepat bergeraknya. Berduaan saja sudah menjerumuskan diri Anda. Wanita harus cepat bergeraknya, nggak boleh terlambat," katanya.
Dan jika sudah terlanjur dipaksa seperti yang dialami NN, menurut Maria, sebaiknya wanita tak membalasnya dengan melukai pria seperti memotong kelamin. "Dia tahu melukai orang itu tidak benar. Ini di luar perbuatan normal. Kecuali dia bertahan untuk melindungi diri tak bisa disalahkan". "Dia mengeluarkan emosi yang keliru. Marah bisa macam-macam, tapi tidak harus dengan emosi seperti itu. Perilakunya di luar perilaku yang normal," katanya seperti yang dikutip dari Liputan6.