Seperti yang dikatakan dr Handrawan Nadesul "darah yang keluar dari vagina istri di malam pertama menjadi sebuah keharusan bagi sebagian lelaki, khususnya di Indonesia"
Perlu diketahui bahwa masyarakat asia atau negara-negara timur termasuk Indonesia sangat menjunjung tinggi keperawanan. Darah yang keluar pada malam pertama seakan menjadi semacam momok bagi para wanita dan bisa dibilang menjadi isu penting tersendiri dalam benak mereka.
Bagi dokter yang juga mengasuh rubrik tanya jawab di sebuah tabloid itu menceritakan bahwa ia kerap sekali mendapatkan surat-surat dari pembaca yang sangat concern akan keluarnya darah dari vagina di malam pertama akibat robeknya selaput dara. Bahkan ia pernah mendapat surat dari seorang wanita yang diceraikan oleh suaminya hanya karena di malam pertama vaginanya tidak mengeluarkan darah, padahal ia belum pernah melakukan hubungan seks dengan siapa pun ataupun melakukan masturbasi.
Bahkan ada yang lebih menakutkan lagi, ada suku tertentu di Indonesia yang sengaja menaruh kain putih di kasur yang diletakan di bawah wanita yang baru menikah tersebut dan sedang melakukan hubungan seks. Tujuannya yaitu untuk memastikan ada atau tidaknya darah di malam pertama demi membuktikan bahwa si wanita masih perawan atau tidak.
Hal semacam ini terjadi karena masih tabunya pembicaraan seputar seks, sehingga pengetahuan mengenai hal-hal ini menjadi simpang siur, yang cenderung membuat posisi perempuan lebih rentan penghakiman. Menurut dr Handrawan: "Padahal, ada kalanya selaput dara itu tersobek tanpa sengaja sebelum malam pertama karena banyak hal, salah satunya akibat olahraga"
Selaput dara atau yang disebut juga dengan hymen itu adalah lapisan tipis yang menghalangi jalan masuk menuju rahim. Ada wanita yang terlahir tanpa selaput dara, namun kebanyakan wanita memilikinya, ukuran dan bentuknya pun bisa berbeda dari wanita ke wanita. Umumnya, selaput dara tidak berupa lapisan utuh yang menutup, ada lubang kecil yang merupakan saluran pengeluaran darah haid. Saat selaput dara robek, bisa terjadi rasa sedikit tidak nyaman dan keluar darah.
Menurut Prof Dr dr Wimpie Pangkahila, SpAnd, FAACS, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, pada sebuah konsultasi mengatakan: "Istilah perawan atau tidak, tergantung apakah ia sudah atau belum pernah melakukan hubungan seksual. Kalau sudah pernah, maka dia disebut tidak perawan. Sebaliknya kalau belum pernah, maka dia disebut perawan. Keluarnya darah tidak harus terjadi ketika seorang perempuan melakukan hubungan seksual pertama kali. Jadi keluarnya darah tidak dapat digunakan sebagai tanda apakah seorang perempuan disebut perawan atau tidak." Seperti itulah yang kami kutip dari kompas dot com.